layaknya tanah yang tandus dan kering di musim kemarau
mendambakan tetesan air mata sang langit
pandangan semakin pudar dan buram
jiwa kosong yang menunggu uluran tangan Sang Izroil
tenggelam dalam kehampaan malam
gemuruh amarah yang terpenjara di jiwa
mulai meraung raung
mencabik cabik dinding hati
tersayat menjadi butiran butiran debu
secercah cahaya silaukan pandangan
cahaya dari tamaram
begitu kecil mudah goyah diterpa sang penguasa angin
sinar cahaya tamaram yang redup
melelehkan ruang yang beku karna dicekam kehampaan
kehangatan mulai mengkikis kebekuan
jalinan benang merah yang sedikit memberi warna
sedikit demi sedikit senyum itu mengembang
berubah menjadi tawa
terdengar cekikikan tawa seperti gemricik air hujan
menghapus semua dahaga
Dia bukan fatamorgana
Hanya Sang Pelipur Lara
*M.A*
mendambakan tetesan air mata sang langit
pandangan semakin pudar dan buram
jiwa kosong yang menunggu uluran tangan Sang Izroil
tenggelam dalam kehampaan malam
gemuruh amarah yang terpenjara di jiwa
mulai meraung raung
mencabik cabik dinding hati
tersayat menjadi butiran butiran debu
secercah cahaya silaukan pandangan
cahaya dari tamaram
begitu kecil mudah goyah diterpa sang penguasa angin
sinar cahaya tamaram yang redup
melelehkan ruang yang beku karna dicekam kehampaan
kehangatan mulai mengkikis kebekuan
jalinan benang merah yang sedikit memberi warna
sedikit demi sedikit senyum itu mengembang
berubah menjadi tawa
terdengar cekikikan tawa seperti gemricik air hujan
menghapus semua dahaga
Dia bukan fatamorgana
Hanya Sang Pelipur Lara
*M.A*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar